Tata cara pernikahan adat Batak Toba termasuk salah satu tahapan pernikahan yang cukup panjang. Hal ini bahkan sudah jadi ‘rahasia umum’ oleh masyarakat. Selaras dengan sebutannya dalam bahasa Batak yaitu “Adat Na Gok”, adat atau ritual dalam pernikahan Batak memang banyak! Eits, akan tetapi, ini lho salah satu yang bikin orang Batak ‘malas’ untuk bercerai dan menikah lagi.
Mari kita lihat ke-11 tahapan pernikahan adat Batak Toba tersebut. Meski sekarang semua tahapan ini tak lagi begitu diikuti melainkan diringkas, tak ada salahnya untuk tetap mengetahui bagaimana sebenarnya tahapan adat tersebut, bukan?
Tata Cara Pernikahan Adat Batak Toba
- Mangarisika
Mangarisika adalah perkenalan dimana pihak pria dan beberapa keluarga pihak pria yang diutus berkunjung secara tak resmi ke kediaman pihak wanita untuk penjanjakan. Jika pihak wanita termasuk keluarga terbuka untuk peminangan tersebut maka akan diberikan tanda holong (disebut juga tanda mata) berupa cincin emas, kain dan lainnya.
- Marhusip-husip
Dalam bahasa Indonesia berarti “berbisik” namun bukan berarti saling berbisik secara harfiah melainkan pembicaraan ini belum boleh diketahui umum. Dalam tahanapan ini, orangtua dan kerabat pihak pria akan bertamu ke pihak wanita dan orangtuanya serta kerabat. Namun, sekarang tahapan ini sudah tak lagi sekadar penjajakan melainkan bicara hal-hal pokok soal pernikahan – meski demikian pembicaraan bersifat belum resmi.
- Marhata sinamot
Sinamot merupakan “Tuhor ni boru” atau pihak pria “membeli” wanita yang akan menjadi istri dari orangtuanya. Dalam bahasa Indonesia, istilah “sinamot” sering disebut “mahar”. Di tahapan ini, pihak pria dan pihak wanita akan membicarakan sinamot namun didahului dengan makan bersama. Acara ini sendiri dilakukan di rumah wanita. Kemudian diadakan pula pemmbagian daging (Jambar Juhut) bagi kerabat yang terdiri dari kerabat dari marga ibu, kerabat dari marga ayah serta anggota marga menantu serta orang-orang tua atau pariban. Hal pokok yang dibicarakan, antara lain: Sinamot, ulos, Jambar Juhut, jumlah undangan serta tanggal dan lokasi pesta dan tata cara adat. Ditentukan pula kapan waktu untuk martumpol.
- Martumpol
Acara ini hampir mirip dengan bertunangan. Rangkaian acara di tahapan ini disaksikan juga oleh pejabat gereja bahwa sudah ada persetujuan pernikahan. Dilakukan 2 (dua) minggu sebelum rencana pernikahan. Kemudian, nantinya gereja akan ‘mengumumkan’ rencana pernikahan tersebut agar mengetahui tak ada gugatan.
- Martonggo raja
Tahapan ini bersifat seremonial yakni kegiatan pra-pesta pernikahan yang ditujukan untuk persiapan acara pesta.
- Manjalo pasu-pasu parbagason
Disebut juga pemberkatan pernikahan yang dilakukan di gereja. Nah setelah acara gereja, kemudian akan dilakukan rangkaian pesta adat Batak!
- Pesta unjuk
Tak hanya pemberkatan dari gereja, kedua mempelai harus memperoleh pemberkatan dari seluruh keluarga terutama orangtua. Disampaikan doa-doa sembari ditandakan dengan pemberian ulos. Kemudian ada pula pembagian jambar.
Jambar dibagikan ke pihak wanita adalah daging (jambar juhut) dan uang (tuhor ni boru), sementara pihak pria menerima ikan masa arsik (dengke) dan ulos. Setelah pesta unjuk selesai, pengantin wanita dibawa ke kediaman paranak.
- Dialap jual / Ditaruhon jual
Tahapan ini dilakukan apabila acara pesta diselenggarakan di kediaman pihak wanita maka akan dilakukan acara membawa mempelai wanita ke kediaman pihak pria.
Namun, jika dilakukan di rumah mempelai pria, mempelai wanita diperbolehkan kembali ke kediaman orangtuanya yang kemudian diantarkan lagi oleh para namboru dari wanita ke tempat namborunya.
- Paulak Une
Tahapan tata cara pernikahan adat Batak Toba ini dilaksanakan seminggu sesudah pesta adat dimana mereka sudah sah menjadi suami-istri. Pihak pria harus berkunjung ke rumah mertua untuk berterima kasih atas acara pernikahan yang telah berlangsung. Selanjutnya, pasangan menikah melanjutkan hidup baru.
- Manjae
Ritual ini dilakukan setelah beberapa waktu pasangan telah menjalani rumah tangga (namun pria bukan anak bungsu). Pria tersebut akan “dipajae” atau dipisah rumah dan mata pencarian, umumnya anak bungsu akan mewarisi rumah milik orangtua.
- Maningkir tangga
Sesudah acara Manjae, orangtua dan keluarga pasangan menikah akan berkunjung ke rumah pasangan menikah dan makan bersama.
Demikian beberapa urutan tata acara pernikahan adat Batak Toba. Cukup panjang, bukan? Meski memang dalam tahun-tahun terakhir ini ada beberapa urutan yang dilewatkan. Namun, tetap ada pula yang menggabungkan tahapan tersebut dalam satu waktu.
Ada yang menarik dari pernikahan adat Batak yakni acara tak lepas dari kelompok masyarakat yang bersangkutan, khususnya keluarga besar dari masing-masing pihak. Oleh karena itu, dalam pernikahan adat Batak tak hanya lagi dikenal penyatuan antara dua keluarga melainkan juga dua lingkup masyarakat. Ini karena dalam rangkaian acara tersebut tak bisa dilepaskan dari peran masyarakat agar pesta berlangsung sukses.