Nick Vujicic – Hidup kita adalah kado yang diberikan Tuhan buat sesama. Kehadiran kita di dunia membawa misi khusus dari sang Khalik, dan setiap orang dilengkapi dengan keunikan dan talenta yang berbeda. Suatu kali saya bertemu dengan teman yang terkena kanker dan divonis dokter tidak berumur panjang, di lain waktu saya bertemu dengan seorang ibu yang baru saja melahirkan anak dengan sindrom tertentu sehingga sang anak harus bergantung pada obat-obatan tertentu dan sebagainya. Saya sempat berpikir, kok Tuhan ga adil ya? Kenapa sich Tuhan mengizinkan nya terjadi? Salah mereka apa? Apa salah orang tua mereka? Di satu sisi, saya juga cenderung cepat mengeluh dan berputus asa jika menghadapi suatu persoalan, dan memandang rumput tetangga selalu lebih hijau daripada rumput sendiri, alias susah bersyukur.
Kemudian seorang teman menceritakan tentang seorang tokoh, yang dari padanya saya melihat kebahagian, harapan, perjuangan, dan hal positif lainnya. Meskipun setelah mengetahui tentang dirinya, hati kecil saya masih bertanya-tanya apakah saya bisa tetap tersenyum jika menjadi seorang Nick Vujicic.
Yuk kita simak bagaimana penggalan kehidupan Nick Vujicic.
Asal usul Nick Vujicic
Nicholas James Vujicic atau yang lebih dikenal dengan Nick Vujicic lahir di Melbourne, 4 Desember 1982. Ayah Nick adalah seorang pemuka agama dan programmer komputer sedangkan ibunya seorang perawat. Sebagai paramedis, tentu saja ibu Nick memahami benar cara-cara untuk menjaga kandungannya, sehingga kelak bayinya lahir dalam kondisi sehat dan normal. Akan tetapi, Tuhan punya rencana lain, Nick Vijicic terlahir sebagai penderita Sindrom Tetra-amelia, sindrom yang sangat langka di dunia. Sindrom Tetra-Amelia adalah gangguan kelahiran di mana anak dilahirkan tanpa tangan dan kaki. Satu atau lebih lengan atau kaki tidak pernah berkembang selama pertumbuhan janin dan akan hilang saat anak dilahirkan. Nick hanya memiliki telapak kaki kecil dengan dua jari yang muncul keluar dari paha kirinya. Bahkan ayahnya menduga bahwa Nick tidak akan mampu bertahan hidup.
Masa kecil Nick dan pengembangan dirinya
Terlahir dengan kondisi tubuh tanpa lengan dan kaki, orang tua Nick pada awalnya sangat terkejut, namun tidak meratapi diri berkepanjangan, melainkan dengan cinta dan ketulusan, mendidik Nick kecil sehingga tumbuh dengan sehat, lincah, dan ceria. Orang tua Nick sungguh luar biasa, tak sekalipun menganggap Nick kecil sebagai anak yang cacat melainkan memperlakukan Nick layaknya anak yang normal. Pada usia 18 bulan, sang ayah mengajarinya berenang, dan saat berusia 6 tahun, ayahnya mengajarinya mengetik menggunakan jempol kakinya.
Nick bersekolah di sekolah biasa, meskipun orang tuanya menyadari resiko yang akan dihadapi Nick di sekolah biasa. Mereka yakin itu dalah keputusan terbaik agar Nick dapat hidup lebih mandiri, bermental yang kuat, dan dapat bergaul dengan luwes, seperti anak-anak lainnya.
Benar sekali, resiko bersekolah di sekolah normal membuat masa kecil Nick sangatlah sukar. Ia sangat kesepian dan depresi karna ditolak dan diejek oleh teman-temannya, termasuk teman-teman sekolahnya hanya karna fisik yang tidak sempurna. Nick bertanya-tanya mengapa ia berbeda dengan anak-anak lainnya, dan apakah ia masih memiliki harapan dalam hidupnya.
Akan tetapi, lambat laun teman-teman sekolah Nick mau menerimanya. Namun masa-masa sekolah tetap merupakan masa yang sulit, dimana pada usia 8 tahun, Nick sempat berpikir untuk bunuh diri dan ia sangat membenci Tuhan karna menciptakan dia dengan kondisi cacat. Saat berusia 10 tahun, Nick mencoba membunuh dirinya dengan cara menenggelamkan tubuhnya ke dalam bak mandi. Saat berumur 12 tahun, suatu peristiwa terjadi yang mengubah kehidupannya, tiba-tiba Ia terbangun dan sangat berterimakasih pada Tuhan atas hidupnya, meski tubuhnya tidak sempurna. Ia percaya Tuhan memiliki rencana atas hidupnya. Kemudian saat berusia 15 tahun, Nick memutuskan untuk beriman sepenuhnya kepada Tuhan, ternyata ini menjadi awal dimulainya perjalanan hidup Nick yang menakjubkan.
It’s a lie to think you’re not good enough. It’s a lie to think you’re not worth anything – Nick Vujicic
Di usia kanak-kanaknya, Nick aktif dalam kegiatan sosial, dan saat berusia 17 tahun ia sudah menjadi pembicara di gereja setempat, dan memulai lembaga non profit nya ‘Life Without Limbs’. Dalam usia nya yang ke-19, Nick sudah menjadi pembicara dalam berbagai even. Kehidupan yang tidak mudah membuat Nick selalu berusaha untuk berjuang, dan meraih mimpinya. Nick belajar dengan giat sehingga memperoleh gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dan Perencanaan Keuangan pada usia 21 tahun, dan di sela-sela kuliahnya, Nick mengembangan kemampuannya dengan mengikuti pendidikan khusus menjadi seorang motivator. Nick yang memiliki diasabilitas memiliki semangat yang tidak terbatas untuk meraih mimpinya.
Motivator International
Nick Vujicic adalah motivator/pembicara internasional yang sangat sukses, pelayanan Nick di sekolah-sekolah berhasil mengurangi kasus bunuh diri yang sering terjadi di Australia, negara asalnya. Prestasi dan semangatnya membawa Nick berhasil memperoleh penghargaan Young Australian Citizen of the Year, pada tahun 1990. Tak hanya di Australia, Nick telah berkeliling ke lebih dari 24 negara di empat benua (termasuk Indonesia), untuk memotivasi lebih dari 2 juta orang-khususnya kaum muda. Tak hanya terkenal sebagai motivator, Nick juga merupakan penulis sejumlah buku yang sangat terkenal.
Pernikahan dan kehidupan berkeluarga
Meskipun terkenal Nick tidak pernah berpikir bahwa dengan keadaan fisiknya, akan ada wanita yang mau menyukai dan menikahinya. Ternyata Tuhan mempertemukan Nick dengan seorang wanita cantik keturunan Jepang bernama Kanae Miyahara, mereka menikah pada tanggal 12 Februari 2012. Saat ini mereka telah dikaruniai dua orang anak laki-laki.
Tidak cukup kata untuk menceritakan kisah inspirasi dan perjuangan seorang Nick Vujicic. Semangat, harapan, kerja keras dan relasinya yang baik dengan Tuhan layak kita teladani. Mungkin kehidupan yang kita jalani tidak mudah, ingatlah pesan Nick Vujicic “Pain is pain. Broken is broken. Fear is the biggest disability of all”. Just “take small steps in the right direction, no matter how small your steps, keep moving forward toward your goal”.
Nick Vujicic ajah bisa, kenapa kita tidak?